Hubungi IGD & Ambulance

Cari Dokter

HUBUNGI KAMI
Gejala Campak, Penyebab dan Pengobatannya
Gejala Campak, Penyebab dan Pengobatannya
dr. Elizabeth Hutapea, SpA

Apa Itu Campak?

Campak merupakan penyakit infeksi pada sistem pernapasan yang sangat mudah menyebar. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam di kulit dan gejala seperti flu. Pemicunya adalah virus yang menular melalui percikan dari air liur. Gejala biasanya muncul dalam waktu satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Penyakit ini lebih umum terjadi pada anak-anak dan bisa membawa risiko serius. Namun, dapat dicegah dengan vaksinasi.

 

Penyebab Campak

Virus rubeola adalah penyebab utama campak. Penyakit ini dapat menyebar melalui interaksi langsung dengan individu yang terinfeksi atau melalui droplet di udara. Virus ini termasuk dalam genus Morbillivirus, yang merupakan bagian dari keluarga Paramyxoviridae. Manusia adalah satu-satunya inang alami bagi virus campak. Virus ini masuk ke tubuh melalui hidung, mulut, atau mata. Setelah itu, virus ini dapat memasuki paru-paru dan menginfeksi sel-sel imun. Sel-sel ini berpindah ke kelenjar getah bening, tempat virus menyebar ke sel lainnya dan melanjutkan penyebaran ke seluruh tubuh dengan melepaskan partikel virus ke dalam aliran darah. Saat darah beredar ke berbagai organ, virus sampai ke hati, kulit, sistem saraf pusat, dan limpa. Di kulit, virus campak memicu peradangan pada kapiler, yang menyebabkan munculnya ruam khas. Gejala campak dapat muncul antara 6hingga 21 hari setelah infeksi. Seseorang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini sekitar 4 hari sebelum ruam terlihat hingga sekitar 4 hari setelah ruam muncul.

 

Faktor Risiko Campak

Biasanya, anak-anak di bawah lima tahun sangat rentan terkena penyakit ini. Namun, siapa saja dapat terpapar virusnya. Risiko seseorang untuk terkena campak lebih tinggi jika mereka belum pernah terinfeksi atau belum mendapatkan vaksinasi. Berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko campak:

  1.        Belum mendapatkan vaksinasi. Tidak divaksin menjadikan seseorang lebih mungkin terinfeksi penyakit ini.
  2.        Bepergian ke luar negeri. Jika bepergian ke negara berkembang, di mana campak sering terjadi, risiko terkena penyakit ini menjadi lebih besar.
  3.        Kekurangan vitamin A. Orang yang tidak mendapatkan cukup vitamin A berisiko tinggi mengalami gejala berat dan komplikasi.

Gejala Campak

Gejala awal campak sering berupa batuk berdahak, pilek, demam tinggi, dan mata merah. Anak-anak mungkin menunjukkan bintik-bintik koplik (bintik merah kecil dengan pusat biru-putih) di mulut sebelum ruam muncul. Ruam biasanya akan muncul 3 hingga 5 hari setelah gejala awal muncul.Kemunculan bercak dimulai dari belakang telinga, menyebar sekitar kepala, lalu ke leher. Akhirnya, ruam akan menjalar ke seluruh tubuh.

Berikut adalah gejala-gejalanya:

  •      Menjadi merah dan sensitif terhadap cahaya.
  •      Menyerupai gejala flu seperti batuk kering, pilek, dan sakit tenggorokan.
  •      Mudah lelah dan lesu.
  •      Demam > 38 ºC
  •      Tubuh terasa sakit.
  •      Tidak bergairah dan kehilangan selera makan.
  •      Diare atau muntah-muntah.
  •      Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan.

Diagnosis Campak

Untuk mendiagnosis campak, dokter akan melihat gambaran klinis, yaitu tanda-tanda dan gejala yang dilaporkan oleh pasien. Dalam beberapa kasus tertentu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan tambahan, seperti tes darah lengkap, pemeriksaan antibodi campak, dan fungsi hati.

 

Pengobatan Campak

Mengobati campak tergantung pada berbagai faktor seperti gejala, usia, kesehatan umum anak, dan tingkat keparahan kondisi. Tujuan utama pengobatan adalah untuk mengurangi gejala yang muncul. Dengan perawatan yang tepat, campak bisa sembuh dalam waktu 7 hingga 14 hari. Menurut WHO, belum ada pengobatan spesifik untuk virus campak. Namun, perawatan dapat membantu mengurangi komplikasi serius yang mungkin timbul:

  •      Perbanyak waktu istirahat. Usahakan menjauh dari keramaian untuk menghentikan penyebaran virus.
  •      Pastikan anak mendapatkan makanan bergizi seimbang, seperti buah dan sayuran kaya vitamin agar bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  •     Konsumsi banyak air untuk mencegah dehidrasi. WHO merekomendasikan agar pasien campak meminum larutan rehidrasi oral untuk mengganti cairan dan nutrisi penting yang hilang akibat diare atau muntah.
  •      Menggunakan obat untuk mengurangi rasa sakit.
  •      Suplemen vitamin A, penting untuk meningkatkan kadar vitamin A yang mungkin menurun selama campak.

Komplikasi Campak

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat campak yaitu pneumonia, bronkitis, diare, (radang telinga), infeksi otak (ensefalitis), ensefalitis (radang otak), meningitis (radang selaput otak), kematian.


Pencegahan Campak

1. Vaksin

Campak, yang juga dikenal dengan nama rubeola, kini dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin ini adalah bagian dari vaksin MMR, yang merupakan kombinasi untuk campak, gondongan, dan rubella. Vaksin MMR diberikan dalam 2 kali suntikan. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 15 bulan, dan dosis kedua saat mereka berusia 5 hingga 6 tahun atau sebelum mulai sekolah dasar. Vaksin ini sangat penting untuk mencegah penyakit campak.

Bagaimana vaksin campak bekerja? Ketika seseorang divaksin, sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melindungi dari virus yang telah dilemahkan. Jadi, jika ada infeksi virus penyebab campak, tubuh dapat melawan infeksi tersebut.

2. Gaya Hidup Bersih dan Sehat

Menerapkan gaya hidup sehat dan bersih seharusnya tidak sulit bagi orang dewasa, tetapi anak-anak mungkin sering mengabaikannya. Oleh karena itu, orang tua dapat mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah berada di tempat umum serta setelah bersin, batuk, atau menyeka hidung. Selain itu, hindari berbagi barang pribadi dengan orang yang sakit.

 

Kapan Harus ke Dokter

Segera konsultasi dengan dokter ketika anak memiliki gejala campak untuk mendapat pengobatan yang tepat.

 

 



·



Kembali