
Memahami Seluk Beluk Nyeri Kaki Akibat Bunion
Bunion atau hallux valgus adalah suatu kondisi saat jari kaki khususnya ibu jari kaki mengalami pembengkokan. Bunion ini muncul bersifat kronik progresif, dimana kelainan tersebut muncul berlangsung dalam jangka waktu lama dan semakin lama semakin buruk kondisnya.
Bunion lebih umum terjadi pada wanita daripada pria, terutama pada wanita usia 50 tahun ke atas. Hal ini mungkin karena wanita sering kali menggunakan sepatu hak tinggi dengan ujung lancip karena adanya tuntutan dari pekerjaan atau gaya hidup yang ingin terlihat tinggi dan lebih banyak posisi berdiri.
“Kasus bunion lebih banyak dialami wanita
dibanding laki-laki. Dari 5 kasus bunion, 4 di antaranya dialami wanita dan 1
dialami pria,”kata Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi dari Rumah Sakit
Royal Taruma, Hendradi Khumarga.
Penyebab Bunion
Bunion ditandai dengan bergesernya ujung ibu jari atau kelingking kaki ke arah jari di sebelahnya. Secara umum, ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya bunion, yaitu:
1. Faktor keturunan atau genetik, dimana salah satu anggota keluarga seperti ibu juga mengalami bunion, memiliki kelainan bentuk kaki atau kelainan berjalan.
2. Kelainan bawaan yang menyebabkan adanya kerusakan saraf sehingga mendorong persendian dan otot-otot terganggu pertumbuhannya. Kelainan bawaan ini bisa dimulai dari masa kelahiran atau anak-anak.
3. Penggunaan
sepatu dengan hak tinggi dan berujung lancip. Sepatu dengan hak tinggi dan
lancip bisa mendorong munculnya bunion karena menyebabkan jari kaki saling
berhimpitan.
Gejala Bunion
Gejala utama yang terlihat dari bunion adalah munculnya benjolan di sendi dekat pangkal jari kaki, sehingga membuat kaki lebih lebar. Kemunculan benjolan bisa disertai dengan atau tanpa gejala dan umumnya berkembang secara bertahap.
Dokter Spesialis lulusan Fakutas Kedokteran Universitas Airlangga ini menjelaskan, biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri pada bagian ibu jari kaki bagian dalam. Nyeri tersebut muncul karena adanya penekanan pada posisi berjalan atau terjepit sepatu.
“Karena tertekan semakin
lama akan mengakibatkan peradangan,
nyeri bengkak merah sehingga menimbulkan lecet dan menimbulkan callus atau istilah awamnya kapalan.
Jika pembengkokan semakin parah akan menimbulkan komplikasi dimana mendesak
jari yang kedua atau hammer toe,”
ucap dokter kelahiran Jakarta ini.
Diagnosis Bunion
Diagnosis bunion diawali dengan tanya jawab terkait gejala yang dialami, serta riwayat
kesehatan pasien secara keseluruhan. Setelah itu, dokter akan memeriksa
fisik pasien, terutama pada bagian kaki. Namun, untuk memastikan diagnosis,
dokter dapat meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan
penunjang seperti X-ray pada posisi
berdiri dengan beban berat badan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Penanganan Bunion
Ada beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa nyeri akibat bunion. Untuk meredakan rasa nyeri, penanganan bunion bisa dilakukan dengan merendam kaki menggunakan air hangat dan mengganjal kaki dengan bantal atau kursi tetapi bukan menggantungkan kaki. Rasa nyeri juga bisa diredakan dengan mengonsumsi obat-obatan analgesik.
Jika bentuk kaki sudah bengkok, biasanya rasa nyeri akan berulang, maka bisa menggunakan halluxvalgusstrap untuk mencegah pembengkokan pada ibu jari kaki yang lebih parah. Tetapi jika tidak membantu, perlu dipertimbangkan untuk melakukan tindakan operasi.
Proses penyembuhan pasca operasi juga cukup
cepat. Selepas operasi, pasien akan dirawat selama 1-2 hari, kemudian kaki
harus dibebat dan berjalan menggunakan tongkat selama 1-2 minggu. Setelah itu,
pasien dapat berjalan secara normal kembali. “Kesembuhannya seumur hidup dan
permanen karena bisa merubah arah tulang yang bengkok menjadi lurus,” terang
Dokter Hendradi.