
Mengenal Metode Digital Subtraction Angiography Untuk Pencegahan Stroke
Digital subtraction angiography (DSA) adalah prosedur pemeriksaan radiologi yang dilakukan untuk memberikan gambaran bagian dalam pembuluh darah secara detail guna mendeteksi gangguan aliran darah. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk memeriksa pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju otak.
Cara kerja pemeriksaan radiologi ini tujuannya sama dengan CT-scan dan MRI, DSA bertujuan untuk mengevaluasi dan mendeteksi kelainan pembuluh darah di otak. Meski demikian, pencitraan DSA memiliki tingkat akurasi tertinggi dibandingkan kedua pencitraan yang disebutkan sebelumnya.
Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Royal Taruma, Yuwono mengatakan, pada kasus stroke, dengan menggunakan DSA, kita dapat menentukan lokasi sumbatan dan mengukur persentase penyempitan pembuluh darah diotak.
“Kedua informasi ini sangat membantu dalam perencanaan tindakan selanjutnya seperti pelebaran pembuluh darah dengan stent atau balon yang dapat memperbaiki aliran darah dan mencegah terjadinya stroke berulang,” kata Dokter Spesialis Saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini.
Prosedur DSA juga dapat mendeteksi kelainan struktur pembuluh darah seperti aneurisma (pelebaran abnormal di pembuluh darah yang menyerupai kantung) dan malformasi arteri-vena (arteriovenous malformations/AVM). Kedua kelainan struktur pembuluh darah tersebut berisiko pecah yang dapat mengakibatkan pendarahan otak.
Dengan
mengetahui adanya kelainan sejak dini, risiko tersebut dapat dicegah dengan
tindakan coiling atau embolisasi
yang bertujuan menyumbat aliran darah
ke pembuluh darah abnormal tersebut.
DSA juga dilakukan pada kasus tumor otak untuk menentukan pembuluh darah utama
yang menyuplai nutrisi ke tumor.
Indikasi dan Kontraindikasi DSA
DSA dapat dilakukan
untuk penderita seperti:
• Stroke
(akut, riwayat berulang, usia muda kurang dari
45 tahun, dan perdarahan).
• Nyeri kepala atau vertigo menahun.
• Penderita tumor otak yang direncanakan embolisasi.
Kontraindikasi DSA tidak ada yang absolut, tetapi ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan secara khusus. Kondisi tersebut meliputi pasien dengan riwayat alergi kontras, gangguan fungsi ginjal dan wanita hamil.
Efek Samping
Digital subtraction
angiography sebenarnya merupakan prosedur yang aman
dan memiliki risiko yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan tindakan
pembedahan otak. Meski demikian, DSA tetap memiliki risiko seperti alergi
kontras dan robekan pembuluh darah
akibat gesekan kateter dengan pembuluh darah.
“Jika seseorang memiliki keluhan nyeri kepala, vertigo menahun atau kecurigaan stroke, silakan dapat memeriksakan diri di Rumah Sakit Royal Taruma,” ucap Dokter Yuwono.
Deteksi dini pada seseorang yang memiliki faktor risiko tinggi sangat diperlukan mengingat stroke bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Semakin cepat penanganan stroke, maka akan memperbesar kesempatan pasien untuk sembuh.
Selain itu, faktor pemicu stroke seperti tekanan darah tinggi, kencing manis (diabetes), dan kolesterol juga harus dijaga dan dikendalikan. Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan cepat saji, alkohol, merokok, menggunakan narkoba, kurang berolahraga bisa menjadi faktor risiko terkena serangan stroke.
Dengan menjaga pola hidup sehat, memahami dan mengontrol faktor-faktor risiko tersebut, diharapkan bisa
menurunkan kemungkinan terkena stroke. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan,
makan gizi seimbang, cukup berolahraga, mengelola stress dan menghindari merokok
serta alkohol adalah langkah-langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung
dan otak. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.