
Waspadai Gejala dan Komplikasi Demam Berdarah
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedesaegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue terbagi menjadi empat jenis, yaitu DEN1, DEN2, DEN 3 dan DEN 4.
Penyakit yang secara umum terjadi di daerah tropis dan subtropis ini memiliki gejala seperti demam tinggi yang disertai sakit kepala tanpa batuk dan pilek. Gejala juga kadang disertai dengan kembung, mual, menggigil, dan semua otot-otot terasa pegal. Tanda bintik merah akan terjadi pada waktu hari ketiga sesudah panasnya tinggi yang biasanya disebabkan turunnya trombosit.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Royal Taruma, Prof. Dr. Herdiman T. Pohan menjelaskan, turunnya trombosit akan berbahaya terutama pada hari kelima yang disertai dengan turunnya panas.“ Kalau turun sekali trombositnya dan pengentalan darah yang lebih berat biasanya bisa disertai dengan perdarahan (lambung dandi otak),” jelas Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi ini.
Selain perdarahan, harus diwaspadai juga apabila kondisi pasien pada waktu trombosit turun dan demam yang masih tinggi karena faktor inflamasinya berat. Penderita bisa mengalami apa yang disebut gagal jantung, yaitu penderita mendadak mengalami syok pada jantung.
“Ini adalah dua penyebab kematian yang bisa terjadi pada demam berdarah, satu oleh karena perdarahan, kedua adalah karena kardiogenik syok,” ucap dokter yang meraih gelar prefesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Komplikasi Demam Berdarah
Dokter kelahiran Kuningan, Jawa Barat ini menerangkan, selain perdarahan dan gagal jantung, komplikasi yang bisa terjadi dari demam berdarah seperti gagal ginjal akibat penderita mengalami syok yang lama dan juga kekurangan cairan atau penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
“Tentu penyakit ini akan berbahaya pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah. Misalnya,
pada penderita yang mempunyai penyakit penyerta, wanita hamil dan
mempunyai gangguan penyakit bawaan,” terang Prof. Herdiman.
Untuk mengurangi komplikasi demam berdarah seperti perdarahan dilambung dan gagal jantung, bisa diketahui dari keluhan-keluhan yang muncul seperti demam tinggi, nyeri kepala, disertai penurunan trombosit signifikan yang biasa terjadi pada hari ke-5 dan ke-6, dihitung dari awal demam, jika terjadi hal tersebut maka segera dilakukan penanganan serius di Rumah Sakit.
Pencegahan dan Vaksin
Demam Berdarah
Cara mengurangi risiko terjadinya demam berdarah adalah mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mempunyai ciri hitam belang-belang putih. Nyamuk ini biasanya muncul pada masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kering atau sebaliknya. Penting untuk membasmi nyamuk melalui 3M yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Selain itu direkomendasikan untuk vaksin bagi masyarakat usia 15 sampai 60 tahun. Saat ini sedang dilakukan penelitian untuk anak-anak dan lanjut usia di atas 60 tahun. Efektivitas vaksin demam berdarah ini mulai dari 6 bulan hingga 1 tahun dan dikatakan aman dengan efek samping yang jarang terjadi, misalnya demam alergi.